Masih SMA Sudah Jadi Lady Companion Karaoke

Posted by BNET Serial
1
Mar 30, 2016
231 Views
Zaman sekarang memang banyak orang berpikir bahwa mencari pekerjaan susah. Seorang wanita yang bekerja di tempat karaoke seringkali mendapat pandangan sinis dari masyarakat. Tidak berlebihan sebenarnya, karena disana biasanya terjadi banyak kemaksiatan yang tak lepas dari peran wanita penghibur. 



Usaha karaoke semakin menjamur di Kabupaten Pekalongan. Menjamurnya beberapa tempat karaoke itu juga susah terlepas dari kehadiran wanita pemandu lagu (PL) atau lady companion (LC) yang umum temani pengunjung untuk bernyanyi. 

Tetapi, ada hal yang bikin miris. Sebab, profesi PL nyatanya jadi daya tarik untuk kelompok belia, bahkan juga ada yang masihlah menyandang status sebagai siswi sekolah menengah. 

Sangat disayangkan mengapa mereka tidak memilih menjadi operator jual software karaoke di software house. Padahal dengan demikian mereka bisa mendapat jenjang karir yang bagus. 

Duit nyatanya bikin beberapa siswi itu silau. Sebab, dengan kerja yang tidak sangat berat, mereka dapat memperoleh duit lumayan. 

Bahkan juga saat ini aspek ekonomi bukanlah lagi masalah classic yang memaksa mereka terjun jadi PL. Pola hidup (lifestyle) juga turut menggiring mereka untuk dapat memperoleh duit dengan cara gampang untuk penuhi kebutuhannya. Beberapa besar mereka beralasan tak pulang ke tempat tinggal lantaran ikuti aktivitas ekstrakurikuler di sekolah. 

Hasil investigasi Radar Pekalongan (Jawa Pos Grup) tunjukkan beberapa pelajar SMA yang miliki sampingan sebagai PL tak bekerja tetaplah atau freelance di satu diantara tempat karaoke. Mereka memanglah pilih untuk bekerja terlepas. Mobilitas mereka tergantung pada panggilan yang memiliki usaha karaoke bila ada orderan tamu. 

Umumnya, operator pengelola karaoke yang bertindak tawarkan orderan pada mereka. Tetapi, tak semuanya bakal ditawari PL belia itu. Cuma tamu-tamu spesifik, seperti pelanggan tetaplah karaoke atau bebrapa grup spesifik yang berduit serta mempunyai dampak. 

Untung saja mereka tidak melakukan penipuan kepada pelanggan karaoke di tempatnya. Di tempat lain kerap kali terjadi penipuan dengan berdasarkan iming-iming tertentu. 

Jam kerja PL pelajar juga umumnya pada siang sampai sore hari. Lumrah saja, argumen mereka tak pulang ke tempat tinggal lantaran ada aktivitas ekstrakurikuler di sekolahan atau kerjakan pekerjaan grup. 

Ironisnya, ada PL pelajar yg tidak risih datang ke tempat karaoke masihlah berseragam sekolah. Untuk satu jam temani tamu, beberapa pelajar ini membanderol saweran pada Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu per jam. 

Hal semacam ini disadari salah seseorang pengunjung tempat karaoke di Kabupaten Pekalongan, Amad (37). Ia mengakui kaget saat ruangnya tempat berkaraoke didatangi PL yang masihlah mengenakan seragam sekolah. 

“Terus jelas saya kaget ada pelajar kenakan seragam datang ke tempat karaoke. Saya sangka ingin main berbarengan beberapa rekannya untuk nyanyi berbarengan. Nyatanya dia masuk ke room saya, ” tuturnya. 

Ia mengaku kalau rombongannya waktu berkaraoke memanglah ada yang pesan PL berumur belia. “Tidak diduga, yang datang kok anak SMA masihlah mengenakan seragam. Kirain cilikan (arti untuk PL belia, red) itu bodinya kecil namun telah dewasa, ” ungkap Amad. 

Ia memaparkan, anak SMA itu juga tanpa ada basa-basi segera minta disawer Rp 200 ribu per jam. Dia juga membatasi diri cuma sekitaran tiga jam untuk temani tamu-tamunya itu, yaitu dari jam 14.00 WIB sampai jam 16.00 WIB. 

Gilanya lagi, lanjut dia, PL anak SMA itu juga telah berani minuman keras meskipun tidaklah terlalu banyak. “Dia segera minta disawer Rp 200 ribu, tanpa ada basa-basi. Bilangnya untuk pergi ke salon. Lumayan bila tidak gunakan seragam. Ini gunakan seragam, ya mencolok lah. Jadi takut sendiri. Maka dari itu saya pilih cepat pulang lebih dahulu, ” jelasnya. 

Mungkin kedepannya, inovasi teknologi software karaoke bisa menjadi solusi bagi para siswi tersebut. Barangkali mereka bisa melakukan pekerjaannya dirumah sambil tiduran, atau apa yang kerapkali disebut orang sebagai kerja online. 

Menurutnya, fenomena pelajar nyambi jadi PL nyaris ada tiap-tiap tahunnya, walau tiap-tiap th. orangnya tidak sama. Untuk pesan PL pelajar tidaklah gampang. Mesti jadi pelanggan setia tempat karaoke serta royal di kafe. 

Bahkan juga, banyak PL pelajar ini dapat di ajak ngamar. “Kalau telah nemani di room, tinggal akal-akalan kita untuk peroleh nomer ponselnya. Bila kontak nomer telah didapat, lebih mudah komunikasi, bahkan juga termasuk juga di ajak ngamar, ” katanya. 

Mereka yang masihlah pelajar ini mempunyai privacy yang ketat. Dia tak asal-asalan memberi nomer handphonenya pada tamu-tamu tempat karaoke. Namun, bila tamu itu telah diakui serta royal atau banyak nyawer, jadi besar kemungkinan PL pelajar ini ingin bertukar nomer handphone. Untuk ngamar, rata-rata pelajar ini memohon tarif pada Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta. 

“Mereka senantiasa menyampaikan uangnya ya paling untuk beli handphone bagus, nyalon, kosmetik mahal, sampai baju mahal. Tak semua yang beralasan orang tuanya tak dapat. Beberapa besar lantaran tuntutan pola hidup anak muda saat ini saja,” tuturnya.
Comments
avatar
Please sign in to add comment.